Kamis, 21 November 2019

Teori Pengapungan Bumi

Teori apung benua atau Pangea merupakan sebuah teori yang menyatakan bahwa jutaan tahun silam, Bumi ini hanya memiliki satu ekosistem darat yang sangat besar yang disebut dengan Pangea. Lalu karena alasan tertentu yang belum diketahui secara pasti, benua besar atau Pangea ini pecah kemudian bagian dari pecahan-pecahan tersebut hanyut ke arah yang berlawanan atau berjauhan sehingga menjadi bagian bagian tertentu yang terpisahkan oleh lautan atau selat. 

Teori Apung Benua ini menjelaskan bahwa kedudukan benua di Bumi ini menyerupai batu apung yang mengapung- apung yang bergerak seiring dengan pergerakan lempeng di bagian bawah kulit bumi. Pencahan Pangea ini menjadi benua yang lebih kecil yang dinamakan Laurasia dan Gondwana.

Semua teori yang berasal dari ilmuwan memiliki manfaat atau fungsi untuk kehidupan manusia di Bumi. Hal ini termasuk pula dengan teori apung benua. Dengan mempelajari teori apung benua maka kita dapat mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan sejarah terbentuknya Bumi atau daratan hingga menjadi bentuk benua seperti saat ini. Teori apung benua atau Pangea memiliki beberapa keunggulan untuk membuktikan kebenaran teori ini. Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh teori apung benua antara lain sebagai berikut:
  • Terdapat kesamaan copypaste garis pantai timur Amerika Utara dan Amerika Latin dengan garis pantai barat Eropa dan juga Afrika.
  • Daratan Greenland semakin lama semakin bergerak menjauhi Eropa, hal ini bisa diukur setiap tahunnya yang menimbulkan ukuran laut pemisah yang semakin lebar.
  • Daratan Madagaskar semakin hari semakin menjauhi Afrika
  • Benua Amerika perlahan- lahan selalu bergerak ke arah barat. Hal ini menyebabkan Samudera Atlantik semakin lama semakin meluas.
  • Batas Samudera Hindia semakin mendesak ke arah utara.
  • Terdapat aktivitas seisme di patahan St. Andreas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar