Minggu, 27 Oktober 2019

Teori Perkembangan Bumi

1. Teori Kontraksi

teori kontraksi
Teori kontraksi (Contraction Theory/Theory of a Shrinking Earth) dikemukakan oleh James Dana di AS tahun 1847 dan Elie de Baumant di Eropa tahun 1852. Mereka berpendapat bahwa kerak bumi mengalami pengerutan karena terjadinya pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas. Pengerutan- Dengerutan itu mengakibatkan bumi manjadi tidak rata. Keadaan itu dianggap sama seperti buah apel, yaitu jika bagian dalamnya mengering kulitnya akan mengerut.
Teori yang dikemukakan oleh kedua ahli itu mendapat banyak kritikan. Kritikan itu antara lain menyatakan bahwa bumi tidak akan mengalami penurunan suhu yang sangat irastis sehingga mengakibatkan terbentuknya oegunungan tinggi dan lembah-lembah di permukaan bumi. Di dalam bumi juga terdapat banyak unsur radioaktif yang selalu memancarkan panasnya sehingga ada tambahan nanas bumi. Selain itu, reaksi-reaksi kimia antarmineral di dalam bumi dan pergeseran- pergeseran kerak bumi akan menimbulkan panas.

2.  Teori Laurasia-Gondwana

Teori Laurasia-Gondwana
Eduard Zuess dalam bukunya The Face of the Earth(1884) dan Frank B. Taylor (1910) mengemukakan teorinya bahwa pada mulanya terdapat dua benua di kedua kutub bumi. Benua-benua tersebut diberi nama Laurentia (Laurasia) dan Gondwana. Kedua benua itu kemudian bergerak secara perlahan ke arah ekuator sehingga terpecah-pecah membentuk benua-benua seperti sekarang.
Amerika Selatan, Afrika, dan Australia dahulu menyatu dalam Gondwanaland, sedangkan benua- benua lainnya menyatu dalam Laurasia. Teori Laurasia-Gondwana diyakini oleh banyak ahli karena bentuk pecahan-pecahan benua tersebut apabila digabungkan dapat tersambung dengan tepat. Namun, penyebab pecahnya benua-benua tersebut belum dapat ditemukan.

3. Teori Apungan Benua(Continental Drift Theory)

Teori Apungan Benua (Continental Drift Theory)
Teori apungan benua dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener tahun 1912 dalam bukunya The Origin of the Continent’s and Oceans. Wegenermengemukakan teori tentang perkembangan bentuk permukaan bumi berhubungan dengan pergeseran benua. Menurut Wegener, di permukaan bumi pada awalnya hanya terdapat sebuah benua besar yang disebut Pangea (dalam bahasa Yunani berarti keseluruhan bumi), serta sebuah samudra bernama Panthalasa. Benua tersebut kemudian bergeser secara perlahan ke arah ekuator dan barat mencapai posisi seperti sekarang.
Teori apungan benua diperkuat dengan adanya kesamaan garis pantai antara Amerika Selatan dan Afrika, serta kesamaan lapisan batuan dan fosil-fosil pada lapisan di kedua daerah tersebut.
Gerakan tersebut menurut Wegener disebabkan oleh adanya rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal sehingga gerakan cenderung ke arah ekuator, sedangkan adanya gaya tarik-menarik antara bumi dan bulan menghasilkan gerak ke arah barat. Gerakan ke arah barat tersebut terjadi seperti halnya pada saat terjadinya gelombang pasang, yaitu akibat revolusi bulan yang bergerak dari arah barat ke timur. Akan tetapi, sekitar tahun 1960-an muncul kritik terhadap teori itu yang mempertanyakan kemungkinan massa benua yang sangat besar dan berat dapat bergeser di atas lautan yang keras.

4. Teori konveksi

Teori konveksi
Teori konveksi mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi ke arah vertikal di dalam lapisan astenosfer yang agak kental. Aliran tersebut berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada di atasnya. Aliran konveksi yang merambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak. Gerak aliran dari dalam mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.
Salah seorang pengikut teori konveksi adalah Harry H. Hess dari Princenton University. Pada tahun 1962 dalam bukunya History of the Ocean Basin, Hessmengemukakan pendapatnya tentang aliran konveksi yang sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge(punggung tengah laut). Di puncak mid oceanic ridgetersebut lava mengalir terus dari dalam kemudian tersebar ke kedua sisinya dan membeku membentuk kerak bumi baru.

5. Teori Pergeseran Dasar Laut

Teori Pergeseran Dasar Laut
Robert Diesz, seorang Ahli Geologi dasar laut Amerika Serikat mengembangkan teori konveksi yang dikemukakan Hess. Penelitian topografi dasar laut yang dilakukannya menemukan bukti-bukti baru tentang terjadinya pergeseran dasar laut dari arah punggung dasar laut ke kedua sisinya.
Penyelidikan umur sedimen dasar laut Tiendukung teori tersebut, yaitu makin jauh dari punggung dasar laut umurnya makin tua. Hal itu rerarti ada gerakan yang arahnya dari punggung dasar laut. Beberapa contoh punggung dasar laut adalah cost Pacific Rise, Mid Atlantic Ridge, Atlantic Indian Ridge, dan Pacific Atlantic Ridge.

6. Teori Lempeng Tektonik

Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika Inggris, Me Kenzie dan Robert Parker.Kedua ahli itu menyampaikan teori yang menyempurnakan teori-teori sebelumnya, seperti pergeseran benua, pergeseran dasar laut, dan teori konveksi sebagai satu kesatuan konsep yang sangat berharga dan diterima oleh para ahli geologi.
Kerak bumi dan litosfer yang mengapung di atas lapisan astenosfer dianggap satu lempeng yang saling berhubungan. Aliran konveksi yang keluar dari punggung laut menyebar ke kedua sisinya, sedangkan di bagian lain akan masuk kembali ke lapisan dalam dan bercampur dengan materi di lapisan itu. Daerah tempat masuknya materi tersebut merupakan patahan (transform fault) yang ditandai dengan adanya palung laut dan pulau vulkanis.
Teori Lempeng Tektonik
Pada saat ini di permukaan bumi terdapat enam lempeng utama.
  •  Lempeng Eurasia, wilayahnya meliputi Eropa, Asia, dan daerah pinggirannya termasuk Indonesia.
  • Lempeng Amerika, wilayahnya meliputi Amerika Utara, Amerika Selatan, dan setengah bagian barat Lautan Adantik.
  • Lempeng Afrika, wilayahnya meliputi Afrika, setengah bagian timur Lautan Atlantik, dan bagian barat Lautan Hindia.
  • Lempeng Pasifik, wilayahnya meliputi seluruh lempeng di Lautan Pasifik.
  • Lempeng India-Australia, wilayahnya meliputi lempeng Lautan Hindia serta subkontinen India di- Australia bagian barat.
  • Lempeng Antartika, wilayahnya meliputi kontinen Antartika dan lempeng Lautan Antartika.
Pergerakan lempeng tektonik dapat menimbulkan bentukan-bentukan di permukaan bumi yang berbeda-beda. Keragaman bentukan tersebut dipengaruhi oleh arah dan kekuatan gerak lempeng. Ada 3 kemungkinan kekutan pergerakan 2 lempeng, yaitu sama-sama kuat, sama-sama lemah, dan yang satu kuat, sedangkan yang lain lemah.
Batas lempeng-lempeng tektonik ditandai oleh adanya bentukan-bentukan alam akibat aktivitas lempeng itu sendiri. Batas lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu batas konvergen, batas divergen, dan batas sesar mendatar.

Minggu, 20 Oktober 2019

Teori Terbentuknya Bumi

Teori BigBang

Terdapat gumpalan kabut asap yang berputar sangat cepat dan menyebabkan beberapa terlepas dari porosnya. Dari proses ini terbentuk bima sakti. Bagian kecil dari kabut raksasa mendingin dan memadat hingga terbentuk planet planet termasuk bumi.





Teori Nebula


Teori ini memaparkan bahwa langit dan tata surya berawal dari kabut. Suatu waktu kabut tersebut berputar sangat cepat. Dari sana terbentuk bulatan besar, yang memiliki gaya gravitasi.






Fakta Fakta Tentang Bumi Dibandingkan Dengan Planet Lain


FAKTA BUMI DIBANDINGKAN DENGAN PLANET LAINNYA









Bumi adalah planet bagian dalam terbesar dengan diameter 3.963 mil, diikuti oleh Venus dengan diameter 3.760 mil. Ketiga adalah Mars dengan diameter 2.110 mil, dan Merkurius keempat dengan diameter 1.516 mil.
Bumi adalah planet terpadat, dengan Merkurius berada di tempat kedua.
Rotasi bumi secara bertahap melambat.



Bumi memiliki medan magnet yang kuat. Fenomena ini disebabkan oleh inti besi-nikel planet ini, ditambah dengan perputarannya yang cepat. Bidang ini melindungi Bumi dari efek angin matahari.


Bumi adalah salah satu planet yang  memiliki kehidupan didalamnya


 




Bumi memiliki bulan yang sangat besar





Terdapat sungai yang mendidih terletak di hutan Amazon









Tentang Outer planet, Inner planet, & Universe

  
FAKTA-FAKTA ALAM SEMESTA

Alam semesta sudah tua 
Alam semesta semakin besar 
percepatan petumbuhan Alam Semesta Mempercepat 


-ALAM SEMESTA SUDAH TUA (SANGAT TUA) 

















- ALAM SEMESTA SEMAKIN BESAR




















- PERCEPATAN PERTUMBUHAN ALAM SEMESTA MEMPERCEPAT

















- Awan Universe datar. 
- Universe diisi dengan hal-hal yang tidak terlihat. 
- ada mungkin lebih banyak Semesta.

OUTER PLANET 











-Jupiter adalah planet terbesar di tata surya kita. Ia memiliki radius hampir 11 kali ukuran Bumi. Ini memiliki 50 bulan yang diketahui dan 17 bulan menunggu untuk dikonfirmasi, menurut NASA. Planet ini sebagian besar terbuat dari hidrogen dan helium yang mengelilingi inti batuan dan es yang padat, dengan sebagian besar bagiannya kemungkinan terdiri dari hidrogen logam cair, yang menciptakan medan magnet besar. Jupiter terlihat dengan mata telanjang dan dikenal oleh orang dahulu. Atmosfernya sebagian besar terdiri dari hidrogen, helium, amonia dan metana.
-Saturnus adalah sekitar sembilan kali jari-jari Bumi dan ditandai oleh cincin besar; bagaimana mereka terbentuk tidak diketahui. NASA memiliki 53 bulan yang diketahui dan sembilan lainnya menunggu konfirmasi, menurut NASA. Seperti Jupiter, sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium yang mengelilingi inti padat dan juga dilacak oleh budaya kuno. Suasananya mirip dengan Jupiter.
-Uranus memiliki radius sekitar empat kali dari Bumi. Ini adalah satu-satunya planet yang miring pada sisinya, dan ia juga berputar relatif ke belakang ke setiap planet kecuali Venus, menyiratkan tabrakan besar yang mengacaukannya sejak lama. Planet ini memiliki 27 bulan, dan atmosfernya terdiri dari hidrogen, helium, dan metana, menurut NASA. Ditemukan oleh William Herschel pada 1781.
-Neptunus juga memiliki radius sekitar empat kali dari Bumi. Seperti Uranus, atmosfernya sebagian besar terdiri dari hidrogen, helium, dan metana. NASA memiliki 13 bulan yang dikonfirmasi dan satu lagi menunggu konfirmasi, menurut NASA. Ditemukan oleh beberapa orang pada tahun 1846.


INNER PLANET

Sistem tata surya diyakini telah terbentuk sekitar 4,568 miliar tahun yang lalu.
 - Sementara planet bagian dalam adalah planet berbatu, planet-planet luar disebut sebagai gas raksasa. - Planet bagian dalam memiliki inti besi yang sebagian besar dikelilingi oleh mantel.
-Permukaan planet bagian dalam dicirikan oleh gunung berapi, ngarai, kawah, dan gunung, dan bumi adalah satu-satunya yang diketahui memiliki air di permukaannya.
-Earth dan Mars keduanya memiliki lapisan es kutub yang permanen (kecuali pemanasan global berlanjut).
-Ceres adalah planet kerdil yang diyakini memiliki fitur permukaan dan inti berbatu, membuatnya sangat mirip dengan planet bagian dalam.
-Mercury adalah planet dalam terdekat dengan Matahari, diikuti oleh Venus, Bumi, dan Mars.
 - Planet bagian dalam tidak memiliki cincin yang melingkari mereka dan nol hingga beberapa bulan. Bumi memiliki satu bulan, dan Mars memiliki dua bulan. Merkurius dan Venus tidak memiliki bulan.
-Mars, Bumi dan Venus memiliki atmosfer yang mampu menghasilkan cuaca. -Semua planet dalam memiliki kawah tumbukan dari tabrakan benda-benda luar angkasa, dan gunung berapi dan fitur permukaan tektonik lainnya.
- Meskipun Merkurius adalah planet terdekat dengan Matahari, Venus adalah yang terpanas dari semua planet di tata surya karena atmosfernya yang tebal. Lingkungan yang tebal dan beracun di atmosfer memungkinkannya memerangkap panas.
- Atmosfer yang tebal juga melindungi Venus dari meteor karena mereka cenderung hancur sebelum dapat melewati permukaan planet. Ini berarti bahwa Venus memiliki dampak kawah lebih sedikit daripada di planet bagian dalam lainnya.
- Merkuri memiliki atmosfer yang tipis. Ini adalah planet terkecil tata surya. Satu hari di Merkurius sama dengan 176 hari di Bumi.